Home » » Dari Dekat Dengan Masyarakat Di Seberang Sungai Pengabuan

Dari Dekat Dengan Masyarakat Di Seberang Sungai Pengabuan

Written By Info Tanjab on 08 November, 2008 | 1:00 PM



62 Tahun Merdeka Belum Nikmati Infrastruktur dan Listrik


Kendati sudah 62 tahun Republik Indonesia merdeka dan 42 tahun Kabupaten Tanjab Barat ini berdiri, hingga saat ini pembangunan di Kabupaten Tanjungjabung Barat sendiri setiap tahunnya mengalami kemajuan, bahkan APBD di Kabupaten Tanjab Barat ini mencapai 500 Milyar lebih. Namun ternyata masih ada masih ada masyarakat di kabupaten ini yang belum menikmati hasil pembangunan. Bahkan mulai dari listrik hingga jalan rayapun belum ada di daerah ini. lantas bagaimana dengan masyarakat tersebut? berikut catatannya

SUHERI ABDULLAH- KUALATUNGKAL

Siang itu, ditengah teriknya matahari yang memancar, tampak daun kelapa dan pinang yang melambai-lambai yang dihiasai suara sahutan burung yang menyanyi dengan dengan merdunya, seakan pemandangan yang masih asri menyambut kedatangan saya, namun di jalan yang hanya setapak ini terlihat becek dan licin dengan lumpur bekas di lewati sepeda motor yang memaksakan lewat, sehingga dengan terpaksa kami melepaskan sandal yang dipakai dan di tentengnya.

Anehnya, kendati jalan raya belum ada, bahkan kalau hujan turun jalan sangat licin, hal ini tidak menyurutkan para pemuda di desa ini, untuk memiliki sepeda motor. Keramaian pengendara sepeda motor bak dijalan raya.


Desa ini merupakan salah satu desa yang berada di seberang Sungai Pengabuan, yang hingga saat ini masih sangat terisolir, bahkan tidak ada jalan lintas antar desa sebagai penghubung kedesa satu dengan yang lainnya.

Bahkan, di beberapa rumah, yang rata-rata masih berjarak ratusan meter tampak yang terbuat dari kayu tersebut, banyak antena-antena hanphone. Ternyata di daerah sini belum ada signal HP, sehingga warga masih menggunakan antena hanphone untuk menggunakan HP.

Selain tidak adanya jalan raya, ketika malam tiba, desa ini tampak gelap gulita, hanya beberapa rumah yang menggunakan tenaga diesel yang nampak terang dengan sinar lampu listrik ini. Sehingga ketika malam hari desa-desa ini ibarat kampung tak berpenghuni.

Ternyata berdasarkan pantauan media ini, masyarakat yang berada di seberang Sungai Pengabuan ini yang bertumpu pada perkebunan kelapa dan pinang ini, mereka rata-rata telah memilki sepeda motor, bahkan setiap rumah memiliki parabola televisi.Aneh memang, kemajuan para masyarakat ini tidak mendapat dukungan dari pemerintah setempat untuk memajukan keterisoliran.

Bukan hanya itu saja, banyak diantara para masyarakat di seberang sungai pengabuan ini, telah mampu menelurkan sarjana-sarjana, namun banyak diantara meraka yang enggan kembali ke kampung meraka, ada yang karena tidak betah telah mengenal perkotaan, bahkan ada juga yang mengaku malu.


Menurut pengakuan salah seorang kepala Desa Kempas Jaya Bahktiar misalnya, saat ini di desa yang ia pimpin rata-rata masyarakat telah memiliki sepeda motor, bahkan saat ini TV parabola rata-rata dimiliki warga. Namun karena sulitnya akses tranfortasi ini, masyarakat cenderung menggunakan sepeda motornya hanya waktu-waktru kering “ Kebanyakan warga disini sudah memilki sepeda motor, tetapi kita lihat saja jalan saja becek dan licin, mau di bawa kemana?” ungkapnya.

Dikatakannya, memang saat ini warga sangat menginginkan akan adanya akses jalan darat yang layak, sehingga tranfortasi dapat lebih lancar. Lanjutnya bukan malah membuat rusak jalan “ Ya iyalah, klu jalan gambut seperti ini, dilewati sepeda motor kan semakin hancur dan semakin licin” jelasnya.

Ia sangat berharap, kedepannya pemerintah dapat memperhatikan kondisi masyarakat yang berada di Seberang Sungai Pengabuan ini, karena memang sejak kemerdekaan RI hingga saat belum merasakan akses pembangunan” Ya kita dari saya dulu kecil, hingga saat ini tidak ada nampak perubahan, klu pun ada paling tidak makin ramai aja” ujarnya.

Hal senada dikatakan H Marzuki salah seorang tokoh masyarakat, memang hingga saat ini, siapapun pemimpin di negeri ini ataupun di kabupaten ini, masyarakat seberang pengabuan ini tak akan bakal berubah, pasalnya sejak merdeka hingga saat ini belum ada upaya pemerintah untuk membuka keterisoliran ini” Ya padahal kita bisa lihat sendiri, masyarakat disini tetap mengikuti perkembangan, bahkan banyak anak-anak dari sini yang sarjana. Tetapi seberang pengabuan kan tetap tidak berubah” paparnya pesimis saat di temui Media ini.

Bukan itusaja, apabila memang pemerintah kabupaten sulit menembus pembangunan di seberang sungai pengabuan ini, mengapa propinsi tetangga (Kecematan Reteh, Inhil,red) yang nota bene mempunyai geografis seperti Seberang Pengabuan, tatapi saat ini di sana sudah sangat ramai, bahkan PLN maupun jalan raya juga sudah ada “ Harusnya pemerintah belajarlah dengan Riau biar tahu solusinya” tagasnya.

Semantara itu, Bupati Tanjungjabung Barat DR Ir Safrial MS beberapa waktu lalu mengaku bakal membuka keterisoliran di Daerah Seberang Sungai Pengabuan ini, pihaknya telah merencanakan untuk membangun jalan dari Desa Margo Rukun menuju Desa Mekar Jati dengan panjang 40 KM. Hal ini untuk memenuhi permintaan masyarakat dalam membuka keterisoliran di daerah seberang Pengabuan ini “ Pada tahun 2008 ini telah kita anggarkan dana untuk membuka keterisoliran daerah seberang pengabuan ini, yang nanti pelaksanaannya dari Desa Margo Rukun hingga Desa Mekarjati, dan bakal dilanjutkan dari Mekarjati ke Sungai Serindit, hal ini sepanjang 40 KM” ungkapnya beberapa waktu lalu.

Bahkan, untuk membuka keterisoliran beberapa desa yang berada di kecamatan tersebut, pihak pemkab Tanjung Jabung Barat telah mengajukan pemekaran kecamatan dan desa hal ini sesauai peraturan daerah nomer 32 tahun 2008 tentang pemekaran kecamatan. Kecamatan Pengabuan saat ini dimekarkan menjadi 2 kecamatan yaitu kecamatan pengabuan (kecamatan induk,red) dan kecamatan Senyerang. selain itu saat ini desa-desa pun dimekarkan dari sebelumnya hanya terdapat 7 Desa saat ini sudah dimekarkan menjadi 9 Desa.

Lantas apakah ini menjadi jawaban membuka keterisoliran? ternyata tidak, pasalnya penentuan ibukota kecamatan yang berada di seberang tidak menjadi solusi untuk memajukan kecamatan ini. Namun memang menurut beberapa warga dari segi palayanan memang agak dekat.

Sementara itu dari data yang media ini himpun, Kecamatan Pengabuan yang merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang merupakan salah satu dari 13 kecamatan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat saat ini. Kecamatan ini, merupakan kecamatan pemekaran Tungkal Ilir pada tahun 1999.secara geografis kecamatan ini berbatasan darat langsung dengan propinsi Riau tepatnya berbatasan dengan dua kecamatan di Kabupaten Indragiri Hilir yaitu kecamatan Reteh dan kecamatan Kota Baru. Namun dari segi infrastruktur kecamatan ini terbelah oleh sungai Pengabuan. Kecamatan seberang inilah sampai sekarang belum ada fasilitas umum dari pemerintah setempat baik itu dari segi fasilitas umum dan sarana jalan umum.******
Share this article :

3 comments:

  1. Saya pernah ke daerah Teluk Pengkah di tepian Sungai Pengabuan, apakah daerah yang anda ceritakan ini termasuk daerah yang saya sebut?

    ReplyDelete
  2. Bukan mas..ini daerah Kecamatan pengabuan tepatnya berada di Seberang Kota Kualatungkal yang berbatasan langsung dengan kabupaten IHIL Riau

    ReplyDelete
  3. daerah sebrang sungai pengabuan termasuk desa saya, yang nota benenya sama dg yang ceritakan, sejak lahir sampai sekarang belum ada perubahan, anggap aja desa yang belum merdeka, karna jika malam merupakan desa yang takberpenghuni.

    ReplyDelete

Terimakasih atas Komentar anda

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. TANJAB BARAT Online - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger