Home » » Dari Dekat Dengan masyarakat Seberang Pengabuan

Dari Dekat Dengan masyarakat Seberang Pengabuan

Written By Info Tanjab on 06 April, 2008 | 6:15 PM

Penghasilan Capai Rp3 juta Perbulan, Perhatian Pemerintah Kurang
Keterisoliran sejumlah desa di seberang Sungai Pengabuan, karena belum adanya akses jalan darat yang layak dan perhatian pemeraintah terhadap sarana prasarana pemerintahan, baik segi sarana pendidikan mulai SD hingga SMA, maupun kesehatan. Namun ternyata hal ini tak menyurutkan niat para warga seberang pengabuan ini, untuk ikut turut maju baik segi pendidikan maupun perekonomian, bahkan tak jarang mereka yang telah meraih gelar sarjana begitu juga dengan perekomiannya yang rata-ratawarga perbulan dapat mengumpul Rp 3 Juta perbulan. Bagaimana sebenarnya perekonomian masyarakat ini?dan bagimana perhatian pemerintah sendiri dengan seberang Sungai pengabuan ini? Berikut catatan Radar Tanjab.

SUHERI ABDULLAH – KUALATUNGKAL

Kendati kemerdekaan Republik Indonesia ini, sudah berusia 62 tahun. Begitu hal nya dengan semakin majunya perkembangan derap pembangunan di Kabupaten Tanjungjabung Barat, yang setiap tahunnya mengalami kenaikan baik dalam APBD Tanjungjabung Barat yang pada tahun 2007 hanya mencapai 400 Milyar lebih namun pada tahun 2008 mengalami kenaikan yang siknifikan, begitu juga dengan PDRB dikabupaten ini. Namun kemajuan ini ternyata belum di rasakan secara adil dan merata di kabupaten ini, bahkan ternyata hingga saat ini masih ada sejumlah desa yang belum mendapatkan akses pembangunan yaitu Di seberang kecamatan pengabuan.

Bahkan sejumlah di Desa yang berada di seberang Sungai Pengabuan ini, yang saat ini ada baru ada 2 desa definitive yaitu Desa Margo Rukun yang merupakan hasil pemekaran Desa Sungai Rambai, dan Desa Mekar Jati berasal dari pemekaran Desa senyerang. Dan pada tahun 2008 ini dimekarkan kembali dua desa yaitu Desa Lumahan hasil dari pemekaran Desa Sungai Rambai dan Desa Kempas Jaya berasal dari desa Teluk Ketapang.

Tetapi teryata pemekaran desa di Desa Seberang pengabuan ini, belum menjadi solusi bagi masyarakat untuk hidup dalam keterisoliran, hal ini dikarenakan setiap tahunnya memang pembagian kue anggaran APBD masih terfokus dalam Ibukota Kabupaten Tungkal Ilir dan Merlung. Sedangkan kecamatan pengabuan, yang nota bene secara histroris memilki masa kejayaan dalam pertanian dan perkebunannya cenderung di anak tirikan.

Ternyata belum keberpihakan pemerintah kabupaten terhadap beberapa desa di seberang Sungai Pengabuan ini, tidak menjadikan para warga di daerah ini berkecil hati. Namun hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi warga setempat untuk tetap mengikuti perkembangan jaman, sehingga tak jarang saat ini rata-rata masing-masing rumah sudah memiliki sepeda motor, begitu juga dengan televisi kendati harus menggunakan diesel.

Bahkan, secara perekonomian, para warga yang bertumpu pada pengahsilan kelapa dalam dan pinang serta berladang ini, rata-rata mereka telah memiliki penghasilan hingga Rp 3 juta perbulannya, hal ini dari hasil kelapa dalamnya yang rata-rata mencapai 2 ton belum lagi pinang dan hasil pertaniannya.

Sehingga bukan mustahil, apabila kehidupan masyarakat seberang ini lebih maju dibandingkan di sebelah Sungai Pengabuan yang hingga saat ini telah memiliki sarana dan prasarana lengkap dari pemerintah seperti jalan raya dan listrik. Bukan hanya itu saja, hingga saat ini banyak sarjana yang ditelurkan dari Seberang Pengabuan ini.

Pantauan Radar Tanjab memang saat ini, di seberang pengabuan ini, dari segi sarana pendidikan hanya terdapat 1 SLTA yaitu di Desa Mekar Jati namun hanya swasta, begitu juga dengan SLTPnya hanya 3 Mts swasta. Namun hal ini tak menyurutkan minta orang tua untuk menyekolahkan anaknya hingga jenjang perguruan tinggi.

Lantas bagaimana tanggapan masyarakat? Dari beberapa masyarakat yang Radar Tanjab temui mengaku pemerintah kabupaten tidak berpihak terhadap pembangunan daerah seberang pengabuan ini, baik dari minimnya fasilitas pendidikan, kesehatan dan pembangunan, sehingga daerah seberang ini cenderung menjadi daerha yang paling tertinggal “ Kita memang dari beberapa segi telah tertinggal, bahkan pemkab sendiri cenderung tutup mata dengan daerah kita ini” ujar Munjiat kepada Radar Tanjab kemarin.

Dikatakannnya, kendati demikian belum adanya pembangunan yang masuk kedaerah ini, namun pajak terus dikenakan oleh pemkab Tanjungjabung Barat, padahal katanya tidak ada balancenya “ Tiap tahun kita bayar pajak, tetapi mana perhatian pemerintah” tandasnya.

Bukan hanya itu saja, para warga ini menuntut janji pasangan Bupati Safrial Yamin dalam visi misinya pada pilkada 2006 lalu, salah satunya akan adil dan memeratakan dalam akses pembangunan, tetapi kenyataannya pointer ini tidak terealisasi “ Mana janjimu pak bupati?, kami minta realisasikan? “ pintanya.*****
Share this article :

0 komentar:

Post a Comment

Terimakasih atas Komentar anda

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. TANJAB BARAT Online - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger