Home » » Melirik Imbas sering Matinya Liatrik Di Kualatungkal

Melirik Imbas sering Matinya Liatrik Di Kualatungkal

Written By Info Tanjab on 16 May, 2009 | 5:45 PM


Banyak Pengusaha Kecil Mengeluh, Kota Kualatungkal Gelap Gulita

Dalam waktu sebulan ini, Kota Kualatungkal berubah menjadi gelap gulita di malam hari, bahkan seperti kota mati. Ini akibat matinya listrik dari PLTG Tanjung Jabung Power yang mengaliri ke Kota Kualatungkal ini. Bukan hanya itu saja sejumlah pengusaha kecil mulai mengaku rugi atas ini semua. Berikut pantauan Radar Tanjab.

SUHERI ABDULLAH- KUALATUNGKAL

Kota Kualatungkal dalam sebulan ini seperti halnya kota mati, gelap gulita mewarnai pemandangan saban malam di kota transit di Propinsi Jambi ini. Bahkan ini akan berlangsung lama hingga beberapa bulan kedepan.

Hal ini akibat salah satu mesin pembangkit PLTG TJP mengalami patah as, sehingga harus dipesan suku cadangnya di Swiss. Pemesanan ini membutuhkan waktu hingga 5 bulan kedepan. Sehingga hal ini membuat pasokan listrik ke Kota Kualatungkal dan sekitarnya berkurang, maka dari itu setiap hari perlu adanya giliran hidup dan matinya listrik dengan durasi 12 mati 6 jam hidup.

Keadaan inilah yang membuat satu-satunya Kabupaten Di Propinsi Jambi yang menggunakan Tenaga Gas sebagai pembangkit listriknya, harus mengalami krisis listrik. Imbasnya hingga saat ini sejumlah pelanggan PLN yang menncapai 16000 pelanggan mengalami kerugian.

Bukan hanya itu saja, berbagai keluhan muncul mulai dari pelayanan pemerintahan tersendat, hingga beberapa pengusaha kecil di Kota Kualatungkal ini mengalami kerugian yang cukup besar akibat hal ini.

Seperti pantauan Radar Tanjab di Kantor Bupati Tanjungjabung Barat kemarin, akativitas kantor bupati inin tersendat akibat listrik padam, bahkan beberapa pegawai sekretariat memilih ngobrol dan mengerjakan admistrsi secara manual. Sebab selain gelap, juga beberapa komputer tidak dapat dioprasikan. “ Kalau listrik mati memang seperti ini, kita kan kerja dengan komputer. Kalau lampunya mati gimana kita kerja,”ujar salah seorang staf Sekretariat daerah kepada Radar Tanjab.

Keadaan ini tak jauh beda dengan beberapa dinas intansi lainnya, sebab kesemuannya menggunakan listrik dalam mengerjakan pekerjaan kantor mereka. Apalagi dalam pengurusan dokumen-dokumen lainnya, sehingga hal ini sangat menyendat pelayanan di kantor pemerintahan.

Keadaan ini dibenarkan Kepala Bagian Ekonomi Setda Tanjungjabung Barat, Ir H Fidaus Khatab, MM saat dikonfirmasi Radar Tanjab kemarin. Menurutnya memang dengan matinya listrik selama ini, banyak menyebabkan tersendatnya pelayanan admisnistrasi di kantor-kantor pemerintahan. “ Memang ini akan menyendat pelayanan di kantor kantor pemeerintahan, apalagi banyak kantor pemerintahan tidak memiliki genset,”tuturnya.

Selain itu diakuinya, selain kantor pemerintahan juga Fidaus mengaku banyak pengusaha kecil mengeluhkan hal ini. Sebab usaha mereka banyak bergantung pada aliran listrik.” Ini imbasnya ke masyarakat juga,”paparnya.

Memang imbas dari matinya listrik dengan giliran 12 jam mati, 6 jam hidup ini, banyak berimbas pada usaha kecil di Kabupaten Tanjungjabung Barat seperti Usaha Menjahit, Sablon, Warnet dan usaha lainnya.

Menurut salah seorang pengelola warnet Arifin, dengan matinya listrik ini warnetnya mengalami kerugian. Di tuturkan sejak matinya listrik ini ia harus menghidupkan genset dalam sehari menghabiskan bensin 25 liter apabila dirupiahkan tentunya sebesar Rp. 125 ribu/hari.” Kalau listrik sampai mati sebulan saja sudah berapa ini. Anehnya kita juga masih disuruh bayar listrik,”paparnya kepada Radar Tanjab.

Selain kerugian ini, kata Pak Abu (sebutan Arifin-red) banyak CPUnya yang mengalami kerusakan atas mati mendadak dari PLN. “ Yang jelas banyak kerugian kita,”paparnya.

Namun demikian akunya, pihaknya tetap mempertahankan usahannya karena selain usahanya baru semumur jagung, juga mengaku tak enak dengan pare pelanggannya. Masak masih baru sudah tutup, walaupun rugi yang jelas masih bisa tertutupi kok,”pungkasnya.

Lantas bagaimana pemerintah daerah menyikapi hal ini, hingga saat ini beberapa upaya sudah dilakukan pemerintah daerah baik dari DPRD maupun pemkab sendiri dalam mempertemukan PLN dan PLTG. Bahkan dalam hearing yang digelar beberapa hari lalu PLTG berjanji matinya listrik akan dapat teratasi dalam waktu 2-3 hari. Namun anehnya pihak PLN mengaku yang berjanji bukan PLN tetapi PLTG.” Lihat kita masih memperbaiki PLTG, kalau PLTG yang berjanji 2 hari itu kata PLTG kita kan tidak, “ kata Suryadi Teguh kepala PLN Ranting Kualatungkal.

Suryadi mengaku, saat ini ada 2 mesin yang siap dioprasikan dengan kekuatan 2,5 MW, tetapi pihaknya masih memperbaikinya hingga saat ini.” Ini ada 2 mesin yang bisa, sementara 3 mesin lainnya, masih kita perbaiki.”paparnya. ******


Share this article :

1 comment:

Terimakasih atas Komentar anda

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. TANJAB BARAT Online - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger